Tak dapat dipungkiri, dalam perjuangan demi tercapainya target yang telah ditetapkan, seseorang butuh banyak energi baik bersifat fisik maupun non-fisik. Faktor paling besar pengaruhnya sekaligus memiliki kekuatan kejuangan untuk mencapai keberhasilan, salah satunya adalah rasa optimisme. Yakni, suatu keadaan batin yang berkeyakinan penuh bahwa apa yang diharapkannya tersebut bakal tercapai.
Rasa optimisme itu dapat tumbuh berkembang menjadi sebuah kekuatan pada diri seseorang bila ia telah memiliki keyakinan yang terlahir dari logika berpikir rasional, terutama berkenaan dengan pertimbangan-pertimbangan yang memiliki kepastian. Tingkat kepastian yang dapat dicapai antara lain tergantung dari cara, bagaimana hal itu dibuktikan, bagaimana sifat hubungan atau pertalian antara premis, titik pangkal, kesimpulan, serta kekuatan-kekuatan alasan (Poespoprodjo dan Gilarso, 1989).
Berkait dengan kekuatan rasa optimisme itulah, kalau kita perhatikan kisah-kisah orang sukses, maka sikap optimisme menjadi prasyarat mutlak untuk menjadi pribadi yang berhasil. Sebab sikap tersebut mampu mendorong orang untuk terus maju, mampu menciptakan kekuatan untuk bertahan dalam kesengsaraan, serta mampu memanipulasikan kegagalan menjadi peluang.
Tanpa rasa optimisme seseorang akan mudah menyerah kalah, dan ia menjadi pribadi yang loyo, tak bersemangat, lalu seringkali mencari-cari alasan untuk memperoleh pembenaran tentang sikap dan tindakannya yang serba negatif. Bila keadaan seperti itu berkelanjutan tentu saja dapat menyebabkan keruntuhan moralitas kerja. Padahal, barangkali, untuk membangun situasi psikis itu sudah diupayakan sedemikian rupa dengan pelbagai pengorbanan, baik pada sisi materi maupun non-materi.
Antara kesuksesan dengan rasa optimisme, sebenarnya dapat diibaratkan dua sisi mata uang. Masing-masing sisinya menjadi tidak memiliki nilai apa pun bila dipisahkan. Dengan demikian berarti, tidak akan pernah ada pribadi sukses bila ia tak memiliki rasa optimisme. Namun, adanya rasa optimisme semata tidak akan mampu melahirkan kesuksesan bila tak didukung ilmu pengetahuan, ketrampilan, ketekunan, keteguhan, keuletan, dan etika watak positif.
Penulis pernah mendapatkan catatan yang menguraikan hasil analisis seorang psikolog yang kemudian dikenal dengan sebutan “Lima Puluh Lima Dalih Jika”. Dalih-dalih itu merupakan alasan paling sering digunakan orang yang tidak berhasil, dengan menggunakan kata “Jika”. Dan, ternyata mereka yang tidak berhasil itu memiliki kebiasaan yang sama.
Dengan memperhatikan daftar dalih tersebut, kita dapat pula melakukan analisis diri, seberapa banyak dan seberapa sering kita menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. David J. Schwartz (1992) dalam bukunya menyebutnya sebagai penyakit dalih (excusitis).
Mereka mengetahui semua penyebab kegagalan, serta mempunyai masalah yang mereka anggap adalah alasan yang tepat untuk menerangkan ketidaksuksesannya. Setengahnya dari dalih-dalih tersebut memang benar, dan beberapa darinya bahkan ditunjang oleh kenyataan. Tetapi, dalih tidak boleh digunakan untuk memaafkan kegagalan. Sebab dunia ini hanya ingin satu hal: “Sudahkah Anda mencapai kesuksesan?”.
Inilah daftar dalih dimaksud.
01. Jika sekiranya saya tidak kawin dan berkeluarga, tentu saya.......................
02. Jika sekiranya saya punya cukup modal, ............
03. Jika sekiranya saya punya uang, ......................
04. Jika sekiranya saya berpendidikan tinggi,............
05. Jika sekiranya saya punya kedudukan atau pekerjaan,......
06. Jika sekiranya saya berbadan sehat,.......................
07. Jika sekiranya saya punya cukup waktu, ............
08. Jika sekiranya saya bernasib baik,....
09. Jika sekiranya orang lain dapat memahami saya lebih baik,............
10. Jika sekiranya lingkungan diriku lain coraknya,....
11. Jika sekiranya saya beroleh kesempatan lagi,.......
12. Jika sekiranya saya tidak menggubris saja apa yang orang lain katakan,......
13. Jika sekiranya kepadaku diberikan kesempatan yang lebih besar,...........
14. Jika sekiranya sekarang ini juga orang membuka kesempatan bagiku,.........
15. Jika sekiranya orang lain tidak ikut campur dalam urusanku ini,...........
16. Jika sekiranya tak ada sesuatu yang menghalangiku...............
17. Jika sekiranya usia saya lebih muda,.................
18. Jika sekiranya saya bisa melakukan apa yang saya kehendaki,.................
19. Jika sekiranya saya dilahirkan dari keluarga kaya,.............................
20. Jika sekiranya saya sempat berkenalan dengan orang yang cocok denganku,.......
21. Jika sekiranya saya punya bakat seperti yang dimiliki orang lain,...............
22. Jika sekiranya saya mempunyai usaha sendiri,...
23. Jika sekiranya saya memanfaatkan kesempatan di masa lampau itu, ..............
24. Jika sekiranya orang lain tidak membuat saya bimbang, ................
25. Jika sekiranya saya tidak mengurus rumah tangga dan mengawasi anak,...............
26. Jika sekiranya saya sempat menabung sejumlah uang tertentu, ..............................
27. Jika sekiranya majikan saya menghargai saya, maka saya ............................
28. Jika sekiranya saya sempat mempunyai seorang pembantu,........
29. Jika sekiranya sanak keluarga saya punya pengertian terhadap usahaku.............
30. Jika sekiranya saya hidup di dalam kota besar, tentu saya................................
31. Jika sekiranya saya sudah bisa/dapat lebih awal,..................................
32. Jika sekiranya saya punya cukup kebebasan,.............
33. Jika sekiranya saya punya sejumlah karyawan,...........
34. Jika sekiranya badan saya tidak terlalu gemuk,............
35. Jika sekiranya saya sempat mengetahui bakat saya sebelumnya,..
36. Jika sekiranya saya sempat punya waktu senggang, .......................
37. Jika sekiranya saya bisa lepas dari hutang-hutang saya, ......................
38. Jika sekiranya saya tidak mengalami kegagalan,...........
39. Jika sekiranya saya sempat tahu tata cara melaksanakan hal itu sebelumnya,.....
40. Jika sekiranya sejumlah orang tidak menentang saya,...........................
41. Jika sekiranya tak terlalu banyak kesusahan yang menimpa saya selama ini..........
42. Jika sekiranya saya menikah dengan pasangan hidup yang cocok,............
43. Jika sekiranya orang tak kikir memberikan keterangan kepada saya,..........
44. Jika sekiranya keluarga saya tidak begitu boros,.............................
45. Jika sekiranya saya yakin benar akan diri saya, maka saya akan ....................
46. Jika sekiranya saya tidak bernasib sial,.............
47. Jika sekiranya saya tak lahir di bawah perbintangan nasib yang jelek,...............
48. Jika sekiranya nasib jelek yang menimpa saya bukan ditakdirkan,......
49. Jika sekiranya saya tidak perlu bekerja begitu keras,.....................
50. Jika sekiranya saya tidak kehilangan uang,..............
51. Jika sekiranya saya tinggal di lingkungan berbeda dengan yang sekarang,.........
52. Jika sekiranya pengalaman hidupku di masa lampau tidak mengecewakan,..........
53. Jika sekiranya saya berani bersikap tentang diriku,..............................
54. (Dalih yang paling jarang dilakukan orang, sebab butuh keberanian) adalah: Jika sudah menyadari keadaan saya saat ini, sekarang juga saya berubah,............,
55. (Dan ini, dalih paling optimistis yang wajib dimiliki bagi pribadi yang ingin sukses) adalah:
Jika saya sudah mempunyai keberanian untuk melihat diri saya, dan saya mendapati apa yang salah dengan diri saya, saat ini juga saya membetulkannya,.....................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar