Life is Simple, Problem is Not

SELAMAT DATANG

Senin, 18 Januari 2010

Tutorial Menjadi Orang Penting

Nasihat menarik dikemukakan oleh David J. Schwartz dalam bukunya yang populer, bahwa untuk menjadi orang sukses: Pertama seseorang harus memiliki pandangan yang seimbang mengenai orang lain. Orang lain itu penting. Bahkan semua manusia penting. Termasuk kita, adalah juga orang penting. Maka, setiap kali berhadapan dengan orang lain, biasakanlah berpikir, “Kita adalah dua orang penting yang duduk bersama untuk membicarakan sesuatu demi kepentingan dan keuntungan bersama”.



Sikap saling menganggap diri penting, membantu membuat situasi seimbang. Orang lain, dalam pikiran kita, tidak menjadi terlalu penting dibandingkan dengan diri kita. Orang lain itu mungkin tampak sangat besar, sangat penting. Akan tetapi ia tetap manusia biasa yang pada dasarnya mempunyai minat, keinginan, dan masalah yang sama dengan kita.

Kedua, kembangkan sikap penuh pengertian. Menurut pakar motivasi ini, memang tidak sedikit orang seolah mau menerkam kita, menggertak kita, menjadikan kita sasaran dan menakut-nakuti kita. Jika kita tidak siap menghadapi orang-orang seperti ini, mereka dapat merusak kepercayaan diri kita dan membuat kita takluk sepenuhnya. kita memerlukan pertahanan untuk menghadapi orang-orang seperti ini. Dan, pertahanan yang terbaik bila ada orang memarahi kita atau menyatakan perang kepada kita. Jangan membalas.

Cara untuk menang dalam situasi seperti itu adalah dengan membiarkan orang tersebut melepaskan amarahnya, dan kemudian lupakan saja. Para psikolog memberitahu bahwa kita dapat mengubah sikap dengan mengubah tindakan fisik kita. Kita benar-benar merasa ingin tersenyum jika kita membuat diri kita tersenyum. kita merasa lebih unggul jika kita membuat diri kita berdiri tegak ketimbang membungkuk.

Kemenangan Sosial
Kemenangan sosial dalam tata budaya dan dinamika masyarakat pasca modernitas seperti saat ini seringkali memberikan penawaran-penawaran yang kadangkala menjerumuskan. Nafsu syahwati kita tak jarang dibuat buta atau lebih tepatnya membuta terhadap berbagai hal yang memang patut untuk diakui, untuk ukuran-ukuran tertentu telah memenuhi format dengan apa yang disebut kesuksesan versi hedonisme.

Seperti pernah disinggung dalam tulisan terdahulu, perilaku manusia yang senantiasa menggunakan ukuran-ukuran kenikmatan duniawi sebagai perlambang bagi potret pribadi yang sukses memiliki kecenderungan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dalam situasi yang demikian itu dapat atau bahkan sering terjadi perilaku dehumanisasi, yakni tindakan, sikap perilaku, maupun pandangan-pandangan yang tidak lagi menghormati manusia lain sebagai subyek. Sebaliknya, mereka seringkali memandang manusia lain itu tidak lebih dari sekadar alat atau sarana bagi pemuasan semat

Padahal pribadi sukses seharusnya justru memiliki etika watak yang memandang subyek lain, baik manusia maupun alam semesta beserta makhluk-makhluk penghuninya. adalah satu sistem kesemestaan yang utuh. Ia haruslah makhluk yang berjiwa egalitarianis. Tidak ada kotoran atau sengaja dikotorinya sikap tindakannya dengan sifat-sifat yang tidak memberi penghargaan terhadap manusia beserta seluruh alam semesta dan isinya. Dengan demikian ia menjadi pribadi yang telah memberikan kemenangan sosial. Ia adalah pribadi altruis. karena tidak lagi memandang kebutuhan dan kepentingannya dalam bingkai yang sempit. Ia benar-benar mampu mengkomunikasikan dirinya kepada masyarakat sosialnya dengan benar dan penuh percaya diri.

Dan, sikap seperti itu menurut James Hooke dan Jeremy Philips (1997) dalam bukunya yang cukup populer mengatakan, jika Anda kurang keyakinan diri, penampilan Anda akan buruk. Karena berpenampilan buruk, Anda akan kehilangan kepercayaan diri lebih banyak lagi. Hal itu dengan cepat akan menjadi siklus ganas yang sulit untuk diatasi. Berkebalikan dengan itu, adalah apa yang disebut sebagai siklus murni yang sistem kerjanya banyak kesamaannya dengan sistem kerja siklus ganas.

Jika siklus murni Anda meningkat, Anda akan menjadi lebih meyakini diri. Keyakinan diri yang meningkat membuat Anda lebih sukses. Membuat Anda lebih yakin, dan seterusnya. Kunci untuk meningkatkan diri sebagai seorang komunikator adalah mengembangkan siklus murni. Fokuskan pada peningkatan diri dan manfaatkan secara maksimal. Tak seberapa lama, Anda akan mampu mengembangkan siklus murni dan berada di jalan untuk menjadi seorang komunikator yang sangat efektif.

Dari nasihat menarik tersebut kita dapat memahami, dengan bertitik tolak dari perputaran yang positif, maka seterusnya kita akan berada dalam alur yang positif pula. Demikian sebaliknya. Itulah sebabnya, murnikanlah pikiran-pikiran kita dengan ion-ion yang positif semata.

Integrasi Sosial
Bagi pribadi sukses, tentu kepadanya diharapkan tercermin kemampuan tentang apa yang disebut dengan integrasi sosial. Yakni, bagaimana suatu komunitas sosial yang berkembang di seputar dirinya terkohesi ke dalam suatu pusaran positif yang berorientasikan terhadap kesatuan sistem kemasyarakatan. Kesatuan sistem kemasyara-katan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kekuatan mempengaruhi atas segala penafsiran terhadap tatanan nilai, perilaku, serta segala sesuatu tentang sikap tindak seseorang dalam kehidupannya.

Dengan kalimat lain, bagi seorang pribadi sukses pada dirinya tersimpul berbagai nilai-nilai perilaku yang sepatutnya menjadi tauladan dan contoh-contoh mengenai bagaimana seseorang harus bersikap ketika dirinya menghadapi berbagai persoalan hidup. Sebab ia adalah pribadi yang utuh. Dan, sebagai wujud bagi parameter nilai-nilai perilaku, ia wajib pula memiliki segala sesuatu yang bernilai positif. Maka dari itu, bagaimana mungkin kita dapat menyatakan seseorang sebagai pribadi sukses bila dari dirinya masih tercermin sikap tindak anti sosial. Sikap perilakunya menyalahi segala aturan nilai atau norma-norma kehidupan bermasyarakat.

Yang dimaksudkan dengan sikap tindak sosial tersebut tidaklah terbatas pada perilaku fisik, tapi juga termasuk perilaku batin. Dengan demikian bagi seseorang belumlah dapat dikatagorikan sebagai pribadi sukses, ketika ia bertindak tidak tulus pada saat memuji seseorang, atau mengangkat karir staf bawahan, maupun ketika ia mengambil kebijakan dan memutuskan sesuatu. Sebab sikap perilaku positif sangatlah tidak pantas jika masih dikotori oleh muslihat-muslihat serta rekayasa-rekayasa tersembunyi. ***

Tidak ada komentar: