Life is Simple, Problem is Not

SELAMAT DATANG

Rabu, 16 Desember 2009

Berkomunikasi Efektif

Berbincang tentang efektifitas berkomunikasi tidak dapat dilepaskan dengan persoalan manajemen waktu. Sebab waktu seringkali diibaratkan sebuah pedang yang bergerak dan memotong tiada henti. Orang yang menyia-nyiakan waktu, hidupnya merugi. Kehilangan waktu sama dengan kehilangan kesempatan yang tak mungkin berulang.

Imam Al Ghazali menasihati, dalam kehidupan ini yang paling jauh adalah masalah lalu, sehingga tidak ada sarana/kendaraan apa pun yang dapat mengantarkan ke sana. Sedangkan yang paling dekat, adalah kematian. Sebab kematian bisa terjadi kapan saja. Sesaat kemudian di hadapan manusia, tanpa bisa diprekdisi.

Ada kepercayaan di masyarakat tentang apa yang disebut Batara Kala. Bila terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari, orang menyebutnya bulan atau matahari itu tengah dimakan Batara Kala. Kedua benda itu, yang peredarannya menentukan hitungan waktu atau sama artinya dengan “Kala”, pada saat itu dikuasai sang “Batara” atau Dewa. Dan itu pertanda sebuah petaka.

Di dalam kitab suci Al Qur’an dinyatakan, manusia yang tidak dapat menggunakan masanya (waktu) dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi. Berikut kutipannya:
“Demi masa (waktu). Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”. (Q.S. Al-Ashr).

Bagi pribadi profesional, yang senantiasa wajib berpikir efektif, waktu menempati prioritas utama untuk diperhatikan. Produk manajemen apa pun bila penyelesaiannya ternyata tidak mengindahkan waktu, produk semacam itu tidak dapat disebut sebagai produk berkualitas. Suatu produk dapat dinyatakan memiliki nilai kualitas tinggi bila produk tersebut dilahirkan melalui proses yang efektif, yakni cepat, tepat, serta bermutu/ berkualitas.

Komunikasi = Proses Produk
Berkomunikasi dalam bentuk apa pun pada dasarnya adalah proses produksi. Karena itu komunikasi efektif tidak dapat dilepaskan dari rumus efektivitas itu sendiri. Artinya, selain wajib melakukan diagnosis waktu, berkomunikasi juga harus mampu menata waktu dalam upaya mencapai target. Dan dalam semua proses komunikasi, penggunaan waktu harus diperhitungkan sebagai biaya (cost). Dengan demikian, waktu harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, supaya jangan ada pemborosan waktu.

Bila seseorang mampu mempraktikan rumus berkomunikasi semacam itu, ia bakal menjadi pribadi efektif. Prinsip ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, sebab kesemua potensi itu sudah ada pada setiap diri seseorang. Masalahnya adalah, bagaimana kita dapat memotivasi diri untuk menumbuh-kembangkannya menjadi sebuah kebiasaan. Sebagai etika watak!

Dapat disimpulkan, komunikasi efektif adalah kemampuan seseorang dalam mengkomunikasikan diri. Ia terlebih dulu mampu menempatkan dirinya untuk menjadi pendengar yang baik, sebelum didengarkan pernyataannya. Kemudian, ia dapat mengendalikan diri untuk senantiasa memandang serta menghargai lawan bicaranya sebagai subyek lain. Seperti layaknya melihat sebuah cermin terhadap dirinya sendiri. Dan yang terakhir, dapat memperhitungkan serta mengalokasikan secara bijak tentang waktu, ketepatan sasaran, serta biayanya. Bagi pribadi profesional yang efektif, adagium lama bahwa waktu adalah uang (time is money), masih tetap berlaku.

Mengubah Dunia
Melalui komunikasi kapasitas seseorang dapat terukur. Sebab itu kemampuan komunikasi, terutama komunikasi lisan, menjadi sangat penting. Namun, memiliki kemampuan komunikasi saja tanpa dibarengi dengan penguasaan materi informasi yang tepat, menjadi tidak ada nilainya. Demikian juga sebaliknya, kecerdasan yang tinggi dengan penguasaan materi informasi yang cukup tapi tanpa didukung kemampuan berkomunikasi, ibaratnya seperti harta terpendam. Tak memberikan manfaat apa-apa. Antara kemampuan berkomunikasi dengan penguasaan materi informasi, harus ada keseimbangan yang sempurna. Dengan kemampuan seperti itu, seorang manusia sudah memiliki kekuatan yang cukup untuk mengubah dunia.

Batasan pengertian tentang apa yang dimaksudkan dengan informasi, memang belum baku. Bahkan tidak mungkin membakukan pengertian atau memberikan batasan pengertian, tentang apa itu informasi. Pengertian awam, informasi dipahami sebagai produk dari suatu tindakan/kegiatan manusia, baik bersifat ideologis, politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga sistem pertahanan serta keamanan manusia. Dan, informasi itu dalam bingkai keilmuan, atau mungkin pula sudah dalam wujud sesuatu yang nyata/empirik. Maka dari itu keberadaan informasi memiliki nilai strategis dalam sistem kemasyarakatan. Siapa yang menguasai informasi, maka ia menguasai dunia.

Informasi bersumber serta bergerak di bidang-bidang kegiatan manusia sesuai dengan kebutuhan. Informasi secara berkesinambungkan melalui beragam media, menyebar luas dalam wilayah kehidupan sosial. Terjadilah apa yang menurut S.P. Siagian, dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi, ledakan informasi. Jika proporsi ledakan informasi itu terus meningkat, maka dapat dibuat suatu asumsi bahwa di masa-masa akan datang pengaruh dan peranan informasi dalam tata kehidupan seseorang, suatu organisasi, suatu negara dan dunia akan semakin terasa. Akan timbul suatu masyarakat yang disebut dengan istilah “masyarakat informasional”. (S.P. Siagian, 1981)

Saat ini, apa yang diprediksikan tersebut sudah terjadi. Kita bisa menyaksikan bagaimana arus informasi mengalir sangat deras dengan ditopang teknologi informasi yang tinggi. Berbagai peristiwa yang terjadi di belahan bumi mana pun, bahkan di angkasa luar dapat diinformasikan saat itu juga. Dampak pengaruhnya, sungguh luar biasa! Mulai dari perilaku negara, perilaku masyarakat sosial, dan perilaku manusia orang per orang sebagai pribadi terjadi perubahan signifikan. Penilaian atas jati diri sosok manusia pun mengalami degradasi, disebabkan adanya ukuran-ukuran normatif yang baru. Yang dimaksud orang hebat pada saat ini, adalah manusia yang mampu menguasai informasi sebanyak-banyaknya sekaligus memanfaatkannya.

Tidak ada komentar: