Life is Simple, Problem is Not

SELAMAT DATANG

Sabtu, 17 Oktober 2009

Sentuhan Qolbu

Banyak ilmuwan di Barat yang sudah “tidak waras”. Setiap hari mereka sibuk mencari asal usul nenek moyangnya, yang diyakini berasal dari benua Afrika dan bermula dari binatang –yang sekarang– dikenal sebagai simpanse. Bukan gorila. Sebab hasil uji perilaku dan penelitian terhadap simpanse dan gorila, kata ilmuwan itu, simpanse lebih berperilaku seperti manusia!

Ilmuwan dari golongan seperti itu meyakini, bahwa penciptaan alam semesta ini terjadi karena kebetulan. Tercipta begitu saja setelah terjadinya Big Bang.

Lawan kata dari frase “kebetulan” adalah “kesengajaan”. Apa itu “kebetulan”, dan apa pula “kesengajaan”? Untuk memahaminya, kita bisa menyimak buku novel religius karya seorang ulama besar asal Libanon, Syaikh Nadim Al Jirs. Dalam karyanya berjudul: Qishshah al Iman bain al Falsafah wa al-‘Ilm wa al Qur’an, ia menjelaskan tentang frase “kebetulan” dan “kesengajaan” dengan apiknya. Buku ini sudah diterjemahkan dengan judul Mengembara Mencari Tuhan.

Ia bertanya kepada muridnya, seandainya engkau memiliki percetakan yang memiliki setengah juta huruf yang terpisah kotaknya masing-masing. Lalu, tiba-tiba terjadilah gempa bumi yang sangat kuat sehingga membalikkan, memporak-porandakan, dan mencampuradukkan masing-masing isi kotak itu. Kemudian datang kepadamu seorang pemasang huruf yang memberitahumu bahwa akibat bercampuraduknya huruf-huruf itu secara kebetulan, tersusun sepuluh kata yang terpisah-pisah tanpa saling berkaitan maknanya, maka apakah engkau akan mempercayainya? Saya anggap sebagai hal yang tidak mustahil, jawab muridnya.

Akan tetapi seandainya pemasang huruf itu memberitahumu bahwa pada saat huruf-huruf cetak itu bercampur secara kebetulan, tiba-tiba membentuk sebuah buku yang sempurna, yang terdiri dari 500 halaman, yang memuat suatu qashidah (antologi puisi), yang bait-baitnya secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang lengkap, saling berhubungan, saling bersesuaian, serta tampak serasi pula kata-kata, wazan-wazan (pola), qowafi (akhir kata), makna-makna, dan tujuan-tujuannya, maka apakah engkau mempercayai semua itu? Saya sama sekali tidak akan pernah mempercayainya, Syaikh!

Sidang pembaca yang terhormat, coba kita perhatikan pada penciptaan sosok manusia. Adakah ia terciptakan dengan suatu kebetulan? Secara ilmiah Isaac Asimov, dalam karya monumentalnya Human Brain: Its Capacities and Function (Terjemahannya berjudul: Keajaiban Otak Manusia: Penjelasan Populer tentang Kapasitas, Fungsi dan Strukturnya), membuktikan bahwasanya, melihat keluarbiasaan sistem kerja otak, penciptaan manusia tidak mungkin didasarkan pada faktor kebetulan.

Tidak ada komentar: